Enter your keyword

Profil Program Studi

Ketua Program Studi Sarjana Rekayasa Kehutanan SITH-ITB

Video Profil Program Studi Sarjana Rekayasa Kehutanan

Sertifikat Akreditasi BAN-PT

Studi Rekayasa Kehutanan ITB didirikan pada tahun 2011 berdasarkan SK Rektor ITB tanggal 29 Desember 2011, Nomor 385/SK/I1.A/OT/2011 tentang Pendirian Program Studi Rekayasa Kehutanan dan Pendirian Program Studi
Rekayasa Pertanian pada Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung. Proses pendirian Prodi Rekayasa Kehutanan didasarkan pada visi dan misi ITB dan SITH serta Strategi Pengembangan Program Pendidikan di
ITB. Proses persiapan pendirian prodi telah dilakukan melalui kajian kajian yang dilakukan oleh tim satgas SITH yang melibatkan narasumber di bidang kehutanan, tokoh-tokoh kehutanan Jawa Barat, serta dosen-dosen SITH dan luar SITH.

Penerimaan mahasiswa baru Prodi Rekayasa Kehutanan dilakukan pertama kali pada tahun akademik 2012/2013. Prodi Rekayasa Kehutanan pertama kali meluluskan mahasiswanya pada wisuda ITB bulan Juli 2016 sebanyak 4 wisudawan. Pada tahun 2016 Prodi Rekayasa Kehutanan memperoleh akreditasi B dari BAN-PT berdasarkan Keputusan BAN-PT No. 0598/SK/BANPT/Ak-SURV/S/V/2016, tanggal 20 Mei 2016. Dalam proses akreditasi selanjutnya di tahun 2021, Prodi Rekayasa Kehutanan berhasil memperoleh predikat akreditasi Unggul dari BAN-PT berdasarkan keputusan BAN-PT No.10123/SK/BAN-PT/Akred/S/VIII/2021, tanggal 10 Agustus 2021.

Hutan merupakan infrastruktur alam yang memberikan jasa lingkungan penting, termasuk penyediaan berbagai komoditas, baik dari kelompok kayu maupun bukan kayu. Di sisi lain, tingginya nilai ekonomi produk hutan juga menjadi penyebab gangguan kelestarian hutan itu sendiri. Hutan yang awalnya menutupi lebih dari 70% daratan Indonesia kini terancam laju deforestasi yang melebihi satu hektar per tahun. Hal ini diperburuk dengan kenyataan bahwa kurikulum kehutanan belum mampu merespon kebutuhan dan tantangan kehutanan yang semakin kompleks, terutama dalam hal optimasi pemanfaatan dan penjaminan kelestarian dan keberlanjutan sumber daya kehutanan.

Fakta di atas menunjukkan bahwa tantangan terbesar dalam pendidikan bidang kehutanan adalah penyediaan sumber daya manusia yang mampu melindungi, memanipulasi, membangun dan mengelola hutan beserta segala produk dan jasa di dalamnya secara berkelanjutan. Untuk itu dibutuhkan paradigma baru pendidikan kehutanan yang mengutamakan aspek rekayasa bioproses dan biosistem kehutanan.

Program Studi Rekayasa Kehutanan diharapkan menjadi jawaban atas problematika pengelolaan hutan Indonesia. Program studi ini mencakup bidang-bidang strategis yang dikembangkan berdasarkan 10 (sepuluh) konsep dasar. Konsep-konsep ini merepresentasikan cara pandang holistik menuju pengelolaan hutan yang lebih berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

img-1

Konsep Program Studi Rekayasa Kehutanan

Dengan menggunakan 10 konsep ini program studi baru Rekayasa Kehutanan ITB ini dapat dikatakan merupakan integrasi antara ilmu dasar hayati, ilmu kehutanan, dan ilmu rekayasa. Melalui integrasi kelimuan ini, program studi akan mampu menjawab isu-isu yang terkait dengan rekayasa ekosistem hutan yaitu peningkatan produktivitas hasil hutan, restorasi hutan, konservasi dan perlindungan hutan. Sepuluh konsep di atas menjadi landasan pengembangan pendidikan untuk menghasilkan professional forest engineers yang memiliki kemampuan utama dalam menjaga kelestarian hutan, memanipulasi hutan untuk pemanfaatan berkelanjutan dan membangun/mengkonstruksi hutan-hutan baru.

Program Sarjana Rekayasa Kehutanan sebagai salah satu program studi Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB, bertujuan untuk menghasilkan sarjana kehutanan unggul yang handal, tangguh dan kompeten dalam menghadapi tantangan bidang kehutanan, serta memiliki kemampuan aplikatif dalam merekayasa ekosistem untuk tujuan melindungi, memanipulasi, membangun dan mengelola hutan secara berkelanjutan berikut produk dan jasa yang terkandung didalamnya.

X